Cool Red Outer Glow Pointer

Senin, 22 Juni 2015

PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa konsepsi manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi mempunyai arti waktu dimana sel telur (ovum) bertemu sperma. Pada saat itu pula manusia berkembang hingga mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap. Perkembangan manusia akan terus berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba. Semua makhluk Tuhan tidak akan tahu kapan perkembangan dalam dirinya itu terhenti. Menurut E.B Hurlock perkembangan bersifat kualitatif dan kuantitatif, artinya proses perkembangan ada yang dapat diukur dan adapula yang tidak dapat diukur. Misalnya perkembangan otak manusia tidak dapat kita lihat proses perkembangannya, yang kita lihat adalah gejala-gejalanya.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Bagi kebanyakan anak-anak seringkali  dianggap tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan “ Orang Dewasa”. Masa kanak-kanak dimulai setelah  melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.
Masa kanak-kanak awal berlangsung dari 2 tahun sampai 6 tahun, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Kemudian masa anak-anak tengah hingga akhir berlangsung dari 6 tahun sampai 12 tahun. Perkembangan fisik pada masa anak-anak berjalan lambat namun konsisten. Pada saat masa awal kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan dan senang mencoba hal-hal baru sehingga perlu adanya rangsangan dan arahan sehingga tidak terlambat perkembangannya. Kemudian pada masa tengah hingga akhir anak-anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya dan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri.
B.     RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan Perkembangan Belajar Masa Anak yang dilihat dari aspek-aspek:
Perkembangan fisik
Perkembangan psikomotorik
Perkembangan moral
1.      Perkembangan sosial
2.      Perkembangan aspek kepribadian
C.    TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Belajar dengan kompetensi dasar yaitu memahami perkembangan belajar masa anak dengan materi pembelajaran pokok yaitu perkembangan fisik, psikomotorik, moral, sosial, dan kepribadian anak.


































BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Belajar Masa Anak
Masa anak-anak dibagi menjadi dua masa yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak tengah hingga akhir. Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Masa anak-anak awal mulai dari usia 2 atau 3 sampai 6 tahun. Menurut Montessori (Hurlock, 2004) anak usia ini adalah anak yang sedang dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.
Masa anak-anak tengah hingga akhir antara umur 6 sampai 12 tahun. Proses pertumbuhan yang berlangsung dimasa anak-anak pertengahan hingga akhir berlangsung lambat dan konsisten. Pada masa ini Erikson menyebutnya dengan Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry-inferiority (rasa rendah diri). Pada masa ini, anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.

A.    Perkembangan Fisik Masa Anak
Selepas masa bayi (mulai usia 2 tahun) terjadi perubahan fisik secara drastis. Perubahan yang menonjol antara lain:
a.       Wajah anak tetap mungil namun dagu agak lebih jelas dan leher tampak panjang.
b.      Rata-rata tinggi anak usia 6 tahun mencapai 112,5 cm dan rata-rata berat badan mencapai 21kg. Tubuh mereka cenderung kerucut dengan perut yang rata, tidak buncit seperti waktu bayi.
c.       Bentuk dada lebih bidang dan rata dan bahu mereka lebih luas dan persegi.
d.      Bentuk lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh besar.
e.       Jaringan otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat meskipun anak lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
f.       Gigi permanen mulai tumbuh
g.      Banyak anak tidak menyukai sayuran, biasanya hanya satu jenis makananyang disukai, orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pilihan anak terhadap makanan.
h.      Pravelansi kegemukan pada anak prasekolah meningkat.
i.        Kekurangan gizi dapat memengaruhi seluruh aspek perkembangan.
Pada usia 7-12 tahun anak mulai memasuki lingkungan sekolah. Perubahan yang terjadi pada usia ini antara lain:
a.         Proses pertumbuhan berlangsung lambat dan konsisten.
b.         Pertumbuhan anak-anak rata-rata mencapai 2 hingga 3 inci setiap tahunnya.
c.         Masa dan kekuatan otot juga meningkat.
d.        Berkurangnya lingkar kepala, longkar pinggang, dan panjang kaki dibandingkan dengan tinggi tubuh.
B.     Perkembangan Psikomotorik Masa Anak
Perkembangan psikomotorik anak usia 2 sampai 6 tahun ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Secara singkat mengenai perkembangan motorik pada usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.         Usia 2,5 – 3,5 tahun, perkembangan motorik kasar anak ialah berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan; melompat. Sedangkan perkembangan motorik halus anak ialah meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan menggunakan sendok;nmenyusun beberapa kotak.
2.         Usia 3,5 – 4,5 tahun, perkembangan motorik kasar anak ialah berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari 1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan masih kaku. Sedangkan perkembangan motorik halus anak ialah mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar sederhana.
3.         Usia 4,5 – 5,5 tahun, perkembangan motorik kasar anak ialah menyeimbangkan badan di atas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
Di usia 7 – 12 tahun, perkembangan motorik menjadi halus dan terkoordinasi. Anak-anak lebih mampu mengontrol tubuhnya, mampu duduk dan memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Meskipun demikian, kehidupan mereka lebih terorientasi pada aktifitas; mereka sangat aktif di masa ini. Peningkatan melination di sistem saraf pusat tercermin dalam meningkatnya keterampilan motorik. Meningkatnya keterampilan motorik halus muncul dalam bentuk perkembangan tulisan tangan. Anak laki-laki biasanya memiliki keterampilan motorik kasar yang lebih baik, sementara anak perempuan biasanya lebih unggul diketerampilan motorik halus.
C.     Perkembangan Moral Masa Anak
Ada beberapa teori tentang perkembangan moral, diantaranya:
1.      Teori psikoanalisa tentang perkembangan moral
Menurut teori psikoanalisa klasik Freud, semua orang mengalami konflik oedipus. Konflik ini akan menghasilkan pembentukan struktur kepribadian yang dinakan Freud sebagai superego. Ketika anak mengatasi konflik oedipus ini, maka perkembangan moralpun mulai. Salah astu alasan mengapa anak mengatasi konflik oidipus adalah dimana perasaan khawatir akan kehilangan kasih sayang orang tuan dan ketakutan akan dihukum karena keinginan seksual mereka tidak dapat diterima terhadap orang tua yang berbeda jenis kelamin. Untuk mengurangi kecemasan, menghindari hukuman, dan mempertahankan kasih sayang orang tua, anak membentuk suatu superego dengan mengidentifikasikan diri dengan orang tua yang sama jenis kelaminnya, menginternalisasi standar – standar benar dan salah orang tua.
2.      Teori belajar – sosial tentang perkembangan moral
Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus. Dalam hal ini, proses – proses penguatan, penghukuman dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral anak-anak. Bila anak diberi hadiah atas perilaku yang sesuai dengan aturan dan kontrak sosial, mereka akan mengulangi perilaku tersebut. Sebaliknya, bila mereka dihukum atas perilaku yang tidak moral, maka perilaku itu akan berkurang atau hilang.
3.      Teori kognitif Piaget tentang perkembangan moral
Berdasarkan hasil observasinya terhadap aturan-aturan main yang digunakan anak-anak, Piaget menyimpulakn bahwa pemikiran anak-anak tentang moralitas dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu tahap heteronomous morality dan autonomous morality (Siefert & Hoffnung, 1994)
Heteronomous morality atau morality of constraint ialah tahap perkembanagn moral yang terjadi pada anak usia 6-9 tahun. Dalam tahap berpikir ini, anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan sebagai sesuatu yang bersifat suci dan tidak dapat diubah, karena berasal adari otoritas yang dihormatinya. Anak-anak pada masa ini yakin akan keadilan immanen, yaitu konsep bahwa bila satu aturan dilanggar, hukuman akan segera dijatuhkan. Mereka percaya bahwa pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan setiap pelanggar akan dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan seorang anak dengan mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja ataupun kebetulan.
Autonomous morality atau morality of cooperation ialah perkembangan moral yang terjadi pada anak usia 9 hinggan 12 tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum merupakan ciptaan manusia dan menerapkan dalam suatu hukuman atas suatu tindakan harus mempertimbangkan maksud pelaku serta akibat-akibatnya. Bagi anak-anak pada tahap peraturan-peraturan hanyalah masalah kenyamanan dan kontrak sosial yang telah disetujui bersama, sehingga mereka menerima dan mengakui perubahan menurut kesepakatan. Dalam tahap ini anak juga meninggalkan penghormatan sepihak kepada otoritas dan mengembangkan penghormatan kepada teman sebaya. Mereka nampak membandel pada otoritas, serta lebih menaati peraturan pada kelompok sebaya atau pimpinannya.
4.      Teori kohlberg tentang perkembangan moral
Teori ini merupakan perluasan, modifikasi, dan redefinisi atas teori Piaget. Teori ini didasarkan atas analisisnya terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki usia 10-16 tahun yang dihadapkan pada suatu dilema moral, dimana mereka harus memilih akan tindakan menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
D.    Perkembangan Sosial Masa Anak
Beberapa macam bentuk tingkah laku sosial yang nampak pada anak usia 2-6 tahun yaitu:
1.      Negativisme, yaitu penolakan terhadap kekuasaan orang dewasa. Hal ini terdapat pada anak usia 3 dan  tahun. Setelah umur itu, hal tersebut akan berkurang cepat walaupun tidak seluruhnya. Pada umumnya, negativisme dinyatakandengan:
a.       Memberikan jawaban secara verbal, misalnya: tidak, jangan, tidak mau, dan sebagainya.
b.      Dengan gerak-gerik, misalnya membanting atau membuang benda.
c.       Berdiam diri.
2.      Menirukan, orang tua merupakan model bagi anak untuk ditirukan. Kemudian dengan adanya perhatian pada anak-anak lin, anak menirukan gerak-gerik, bahasa, dan emosi-emosi mereka. Anak hanya menirukan orang yang disenangi.
3.      Persaingan, pada umur kurang lebih 4 tahun anak mulai mempunyai keinginan untuk melebihi anak lain.
4.      Sikap agresif, sikap ini sering ditunjukan oleh anak yang mempunyai kekuasaan. Anak-anak mulai menunjukan sikap agresifnya mulai umur 2-4 tahun. Pada umur 4-5 tahun anak akan lebih menunjukan sikap agresifnya dengan cara verbal, dari pada menyerang secara langsung dengan memukul atau lainnya.
5.      Kerjasama, pada dasarnya anak kecil adalah “Self Centerd” dan senang bertengkar, maka dalam permainannya dapat dikatakan tidak ada kerjasama. Pada umur 3 tahun, anak lebih bisa bermain dengan teman sebayanya dalam waktu yang agak lama dan telah tampak adanya keaktifan dalam kelompok dan semakin lama semakin banyak pengalamannya, sehingga anak akan belajar bekerjasama dengan anak lain dan bermain secara harmonis.
6.      Sikap egoistis, hal ini terjadi pada usia 3 atau 4 tahun. Setelah anak menjadi pusat perhatian, dia akan merasa bahwa segala sesuatunya harus seperti kehendaknya.
Kemudian tahap perkembangan sosial pada anak usia 6-12 tahun yaitu anak-anak sudah mempelajari mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia, serta sudah mempelajari berbagai keterampilan praktis. Ada beberapa aspek penting dalam perkembangan sosial pada masa anak-anak tengah hingga akhir yaitu:
1.      Perkembangan pemahaman diri, anak secara aktif dan terus-menerus mengembangkan dan memperbarui pemahaman tentang diri, yaitu struktur yang membantu anak mengorganisasi dan memahami tentang siapa dirinya, yang didasarkan atas pandangan orang lain, pengalaman-pengalamannya sendiri, atas dasar penggolongan budaya, dan sebagainya.
2.      Perkembangan hubungan dengan keluarga, yaitu anak mulai mempelajari mengenai sikap-sikap dan motivasi orang tuanya, serta memahami aturan-aturan keluarga, sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah laku.
3.      Perkembangan hubungan dengan teman sebaya, pada usia ini anak-anak meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya .
4.      Pembentukan kelompok, anak memiliki keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Rubin & Kransor (1980) mencatat adanya perubahan sifat kelompok sebaya. Pada usia 6-7 tahun, kelompok teman sebaya tidak lebih dari kelompok bermain. Ketika anak usia 9 tahun, kelompok-kelpmpok menjadi lebih formal, berkumpul menurut minatyang sama dan merencanakan perlombaan-perlombaan.
5.      Popularitas, penerimaan sosial dan penolakan, yaitu anak mulai mengembangkan suatu penilaian terhadap orang lain dengan berbagai cara. Popularitas seorang anak ditentukan oleh berbagai kualitas pribadi yang dimilikinya. Anak-anak yang ditolak kemungkinan untuk memperlihatkan perilaku agresif, hiperaktif, kurang perhatian atau ketidakdewasaan sehingga sehingga sering bermasalah dalam perilaku dan akademis di sekolah (Putallaz & Waserman, 1990). Kira-kira 10 hingga 20% anak-anak yang ditolak adalah anak yang pemalu (Santrock, 1996).
6.      Sekolah, mempengaruhi perkembangan anak melalui dua kurikulum yaitu, academic curiculum dan hidden curicullum. Academic curiculum yaitu sejumlah kewajiban yang diharapkan dikuasai oleh anak. Hidden curicullum yaitumeliputi sejumlah norma, harapan dan penghargaan yang implisit untuk dipikirkan dan dilaksanakan dengan cara-cara tertentu yang disampaikan melalui ubungan sosial sekolah dan otoritas, khususnya yang berkenaan dengan peran sosial guru-siswa dan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.
E.     Perkembangan Aspek Kepribadian Masa Anak
Dengan berjalannya periode awal masa kanak – kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman – teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkungan pra sekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman – teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep – diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh – pengaruh dari keluarga.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan belajar masa anak-anak dibagi menjadi dua tahap, yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak tengah hingga akhir. Masa anak-anak awal memperkembangkan kepribadian khusus yang sering kali menyebabkan dia tidak menguasai dirinya dan secara fisik tumbuh secara cepat namun konsisten.
Pada masa anak-anak tengah hingga akhir anak-anak tumbuh semakin tinngi, besar, dan kuat, kehidupan sosiena-tal mengalami banyak perubahan, mengalami transformasi dalam berelasi dengan teman-teman dan orang tua dan juga memperkaya kehidupan akademik mereka.





DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Haryadi, Sigit & Muslikah. 2013.  Perkembangan Individu. Yogyakarta: Deepublish
Santrock, John. 2012. Life-Span: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
http://nurdindianhusada.blogspot.com/p/perkembangan-kepribadian-anak_16.html



^_^ Jika ingin mengunduh file ini klik disini

0 komentar:

Posting Komentar

Mulutmu Harimaumu,...
so, jaga perkataannya yaa... karena tutur kata itu mencerminkan kepribadaian ^_^

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review