BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran
saja tetapi dari masa konsepsi manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi
mempunyai arti waktu dimana sel telur (ovum) bertemu sperma. Pada saat itu pula
manusia berkembang hingga mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap.
Perkembangan manusia akan terus berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba.
Semua makhluk Tuhan tidak akan tahu kapan perkembangan dalam dirinya itu
terhenti. Menurut E.B Hurlock perkembangan bersifat kualitatif dan kuantitatif,
artinya proses perkembangan ada yang dapat diukur dan adapula yang tidak dapat
diukur. Misalnya perkembangan otak manusia tidak dapat kita lihat proses
perkembangannya, yang kita lihat adalah gejala-gejalanya.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang
kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang
lain. Bagi kebanyakan anak-anak seringkali dianggap tidak ada akhirnya
sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat didambakan yakni pengakuan dari
masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan “ Orang Dewasa”. Masa
kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.
Masa kanak-kanak awal
berlangsung dari 2 tahun sampai 6 tahun, oleh para pendidik dinamakan sebagai
usia pra-sekolah. Kemudian masa anak-anak tengah hingga akhir berlangsung dari
6 tahun sampai 12 tahun. Perkembangan fisik pada masa anak-anak berjalan lambat
namun konsisten. Pada saat masa awal kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk
mencapai berbagai keterampilan dan senang mencoba hal-hal baru sehingga perlu
adanya rangsangan dan arahan sehingga tidak terlambat perkembangannya. Kemudian
pada masa tengah hingga akhir anak-anak sangat aktif mempelajari apa saja yang
ada di lingkungannya dan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari
perasaan rasa rendah diri.
B. RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan
Perkembangan Belajar Masa Anak yang dilihat dari aspek-aspek:
Perkembangan
fisik
Perkembangan
psikomotorik
Perkembangan
moral
1.
Perkembangan sosial
2.
Perkembangan aspek kepribadian
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling Belajar dengan kompetensi dasar yaitu memahami perkembangan belajar
masa anak dengan materi pembelajaran pokok yaitu perkembangan fisik, psikomotorik,
moral, sosial, dan kepribadian anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan
Belajar Masa Anak
Masa anak-anak dibagi
menjadi dua masa yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak tengah hingga
akhir. Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung dibandingkan
dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Masa anak-anak awal mulai dari
usia 2 atau 3 sampai 6 tahun. Menurut Montessori (Hurlock, 2004) anak usia ini
adalah anak yang sedang dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu
periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak
terhambat perkembangannya.
Masa anak-anak tengah hingga akhir
antara umur 6 sampai 12 tahun. Proses pertumbuhan yang berlangsung dimasa
anak-anak pertengahan hingga akhir berlangsung lambat dan konsisten. Pada masa
ini Erikson menyebutnya dengan Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya
kecenderungan industry-inferiority (rasa rendah diri). Pada masa ini, anak
sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.
A.
Perkembangan
Fisik Masa Anak
Selepas masa bayi (mulai usia 2 tahun)
terjadi perubahan fisik secara drastis. Perubahan yang menonjol antara lain:
a.
Wajah
anak tetap mungil namun dagu agak lebih jelas dan leher tampak panjang.
b.
Rata-rata
tinggi anak usia 6 tahun mencapai 112,5 cm dan rata-rata berat badan mencapai
21kg. Tubuh mereka cenderung kerucut dengan perut yang rata, tidak buncit
seperti waktu bayi.
c.
Bentuk
dada lebih bidang dan rata dan bahu mereka lebih luas dan persegi.
d.
Bentuk
lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki lebih lurus, tangan
dan kaki tumbuh besar.
e.
Jaringan
otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat meskipun anak lebih kurus
meskipun beratnya bertambah.
f.
Gigi
permanen mulai tumbuh
g.
Banyak
anak tidak menyukai sayuran, biasanya hanya satu jenis makananyang disukai,
orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pilihan anak terhadap
makanan.
h.
Pravelansi
kegemukan pada anak prasekolah meningkat.
i.
Kekurangan
gizi dapat memengaruhi seluruh aspek perkembangan.
Pada usia 7-12 tahun anak mulai memasuki lingkungan
sekolah. Perubahan yang terjadi pada usia ini antara lain:
a.
Proses
pertumbuhan berlangsung lambat dan konsisten.
b.
Pertumbuhan
anak-anak rata-rata mencapai 2 hingga 3 inci setiap tahunnya.
c.
Masa
dan kekuatan otot juga meningkat.
d.
Berkurangnya
lingkar kepala, longkar pinggang, dan panjang
kaki dibandingkan dengan tinggi tubuh.
B.
Perkembangan
Psikomotorik Masa Anak
Perkembangan psikomotorik anak usia 2
sampai 6 tahun ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar
maupun halus. Secara singkat mengenai perkembangan motorik pada usia ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Usia
2,5 – 3,5 tahun, perkembangan motorik kasar anak ialah berjalan dengan baik;
berlari lurus ke depan; melompat. Sedangkan perkembangan motorik halus anak
ialah meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan menggunakan
sendok;nmenyusun beberapa kotak.
2.
Usia
3,5 – 4,5 tahun, perkembangan motorik kasar anak ialah berjalan dengan 80%
langkah orang dewasa; berlari 1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan
menangkap bola besar, tetapi lengan masih kaku. Sedangkan perkembangan motorik
halus anak ialah mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar
sederhana.
3.
Usia
4,5 – 5,5 tahun, perkembangan motorik kasar anak ialah menyeimbangkan badan di
atas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
Di usia 7 – 12 tahun, perkembangan
motorik menjadi halus dan terkoordinasi. Anak-anak lebih mampu mengontrol
tubuhnya, mampu duduk dan memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lebih
panjang. Meskipun demikian, kehidupan mereka lebih terorientasi pada aktifitas;
mereka sangat aktif di masa ini. Peningkatan melination di sistem saraf pusat
tercermin dalam meningkatnya keterampilan motorik. Meningkatnya keterampilan
motorik halus muncul dalam bentuk perkembangan tulisan tangan. Anak laki-laki
biasanya memiliki keterampilan motorik kasar yang lebih baik, sementara anak
perempuan biasanya lebih unggul diketerampilan motorik halus.
C.
Perkembangan
Moral Masa Anak
Ada beberapa teori tentang perkembangan
moral, diantaranya:
1.
Teori
psikoanalisa tentang perkembangan moral
Menurut
teori psikoanalisa klasik Freud, semua orang mengalami konflik oedipus. Konflik
ini akan menghasilkan pembentukan struktur kepribadian yang dinakan Freud
sebagai superego. Ketika anak mengatasi konflik oedipus ini, maka perkembangan
moralpun mulai. Salah astu alasan mengapa anak mengatasi konflik oidipus adalah
dimana perasaan khawatir akan kehilangan kasih sayang orang tuan dan ketakutan
akan dihukum karena keinginan seksual mereka tidak dapat diterima terhadap
orang tua yang berbeda jenis kelamin. Untuk mengurangi kecemasan, menghindari
hukuman, dan mempertahankan kasih sayang orang tua, anak membentuk suatu
superego dengan mengidentifikasikan diri dengan orang tua yang sama jenis
kelaminnya, menginternalisasi standar – standar benar dan salah orang tua.
2.
Teori
belajar – sosial tentang perkembangan moral
Teori
belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus. Dalam
hal ini, proses – proses penguatan, penghukuman dan peniruan digunakan untuk
menjelaskan perilaku moral anak-anak. Bila anak diberi hadiah atas perilaku
yang sesuai dengan aturan dan kontrak sosial, mereka akan mengulangi perilaku
tersebut. Sebaliknya, bila mereka dihukum atas perilaku yang tidak moral, maka
perilaku itu akan berkurang atau hilang.
3.
Teori
kognitif Piaget tentang perkembangan moral
Berdasarkan
hasil observasinya terhadap aturan-aturan main yang digunakan anak-anak, Piaget
menyimpulakn bahwa pemikiran anak-anak tentang moralitas dapat dibedakan
menjadi dua tahap, yaitu tahap heteronomous morality dan autonomous morality
(Siefert & Hoffnung, 1994)
Heteronomous
morality atau morality of constraint ialah tahap perkembanagn moral yang
terjadi pada anak usia 6-9 tahun. Dalam tahap berpikir ini, anak-anak
menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan sebagai sesuatu yang bersifat
suci dan tidak dapat diubah, karena berasal adari otoritas yang dihormatinya.
Anak-anak pada masa ini yakin akan keadilan immanen, yaitu konsep bahwa bila
satu aturan dilanggar, hukuman akan segera dijatuhkan. Mereka percaya bahwa
pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan setiap pelanggar
akan dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan seorang anak dengan
mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja ataupun kebetulan.
Autonomous
morality atau morality of cooperation ialah perkembangan moral yang terjadi
pada anak usia 9 hinggan 12 tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar bahwa
aturan-aturan dan hukum-hukum merupakan ciptaan manusia dan menerapkan dalam
suatu hukuman atas suatu tindakan harus mempertimbangkan maksud pelaku serta
akibat-akibatnya. Bagi anak-anak pada tahap peraturan-peraturan hanyalah
masalah kenyamanan dan kontrak sosial yang telah disetujui bersama, sehingga
mereka menerima dan mengakui perubahan menurut kesepakatan. Dalam tahap ini
anak juga meninggalkan penghormatan sepihak kepada otoritas dan mengembangkan
penghormatan kepada teman sebaya. Mereka nampak membandel pada otoritas, serta
lebih menaati peraturan pada kelompok sebaya atau pimpinannya.
4.
Teori
kohlberg tentang perkembangan moral
Teori
ini merupakan perluasan, modifikasi, dan redefinisi atas teori Piaget. Teori
ini didasarkan atas analisisnya terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki
usia 10-16 tahun yang dihadapkan pada suatu dilema moral, dimana mereka harus
memilih akan tindakan menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan
cara yang bertentangan dengan peraturan
D.
Perkembangan
Sosial Masa Anak
Beberapa macam
bentuk tingkah laku sosial yang nampak pada anak usia 2-6 tahun yaitu:
1.
Negativisme,
yaitu penolakan terhadap kekuasaan orang dewasa. Hal ini terdapat pada anak
usia 3 dan tahun. Setelah umur itu, hal
tersebut akan berkurang cepat walaupun tidak seluruhnya. Pada umumnya,
negativisme dinyatakandengan:
a.
Memberikan
jawaban secara verbal, misalnya: tidak, jangan, tidak mau, dan sebagainya.
b.
Dengan
gerak-gerik, misalnya membanting atau membuang benda.
c.
Berdiam
diri.
2.
Menirukan,
orang tua merupakan model bagi anak untuk ditirukan. Kemudian dengan adanya
perhatian pada anak-anak lin, anak menirukan gerak-gerik, bahasa, dan
emosi-emosi mereka. Anak hanya menirukan orang yang disenangi.
3.
Persaingan,
pada umur kurang lebih 4 tahun anak mulai mempunyai keinginan untuk melebihi
anak lain.
4.
Sikap
agresif, sikap ini sering ditunjukan oleh anak yang mempunyai kekuasaan.
Anak-anak mulai menunjukan sikap agresifnya mulai umur 2-4 tahun. Pada umur 4-5
tahun anak akan lebih menunjukan sikap agresifnya dengan cara verbal, dari pada
menyerang secara langsung dengan memukul atau lainnya.
5.
Kerjasama,
pada dasarnya anak kecil adalah “Self Centerd” dan senang bertengkar, maka
dalam permainannya dapat dikatakan tidak ada kerjasama. Pada umur 3 tahun, anak
lebih bisa bermain dengan teman sebayanya dalam waktu yang agak lama dan telah
tampak adanya keaktifan dalam kelompok dan semakin lama semakin banyak
pengalamannya, sehingga anak akan belajar bekerjasama dengan anak lain dan
bermain secara harmonis.
6.
Sikap
egoistis, hal ini terjadi pada usia 3 atau 4 tahun. Setelah anak menjadi pusat
perhatian, dia akan merasa bahwa segala sesuatunya harus seperti kehendaknya.
Kemudian tahap perkembangan sosial pada
anak usia 6-12 tahun yaitu anak-anak sudah mempelajari mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan manusia, serta sudah mempelajari berbagai keterampilan
praktis. Ada beberapa aspek penting dalam perkembangan sosial pada masa
anak-anak tengah hingga akhir yaitu:
1.
Perkembangan
pemahaman diri, anak secara aktif dan terus-menerus mengembangkan dan memperbarui
pemahaman tentang diri, yaitu struktur yang membantu anak mengorganisasi dan
memahami tentang siapa dirinya, yang didasarkan atas pandangan orang lain,
pengalaman-pengalamannya sendiri, atas dasar penggolongan budaya, dan
sebagainya.
2.
Perkembangan
hubungan dengan keluarga, yaitu anak mulai mempelajari mengenai sikap-sikap dan
motivasi orang tuanya, serta memahami aturan-aturan keluarga, sehingga mereka
menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah laku.
3.
Perkembangan
hubungan dengan teman sebaya, pada usia ini anak-anak meluangkan waktu lebih
dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya .
4.
Pembentukan
kelompok, anak memiliki keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok,
serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Rubin & Kransor
(1980) mencatat adanya perubahan sifat kelompok sebaya. Pada usia 6-7 tahun,
kelompok teman sebaya tidak lebih dari kelompok bermain. Ketika anak usia 9
tahun, kelompok-kelpmpok menjadi lebih formal, berkumpul menurut minatyang sama
dan merencanakan perlombaan-perlombaan.
5.
Popularitas,
penerimaan sosial dan penolakan, yaitu anak mulai mengembangkan suatu penilaian
terhadap orang lain dengan berbagai cara. Popularitas seorang anak ditentukan
oleh berbagai kualitas pribadi yang dimilikinya. Anak-anak yang ditolak
kemungkinan untuk memperlihatkan perilaku agresif, hiperaktif, kurang perhatian
atau ketidakdewasaan sehingga sehingga sering bermasalah dalam perilaku dan
akademis di sekolah (Putallaz & Waserman, 1990). Kira-kira 10 hingga 20%
anak-anak yang ditolak adalah anak yang pemalu (Santrock, 1996).
6.
Sekolah,
mempengaruhi perkembangan anak melalui dua kurikulum yaitu, academic curiculum dan hidden curicullum. Academic curiculum yaitu sejumlah kewajiban yang diharapkan
dikuasai oleh anak. Hidden curicullum yaitumeliputi
sejumlah norma, harapan dan penghargaan yang implisit untuk dipikirkan dan
dilaksanakan dengan cara-cara tertentu yang disampaikan melalui ubungan sosial
sekolah dan otoritas, khususnya yang berkenaan dengan peran sosial guru-siswa
dan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.
E.
Perkembangan
Aspek Kepribadian Masa Anak
Dengan
berjalannya periode awal masa kanak – kanak, anak semakin banyak berhubungan
dengan teman – teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkungan pra
sekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman – teman
memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep – diri, pengaruh mana
dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh – pengaruh dari
keluarga.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan belajar
masa anak-anak dibagi menjadi dua tahap, yaitu masa anak-anak awal dan masa
anak-anak tengah hingga akhir. Masa anak-anak awal memperkembangkan kepribadian
khusus yang sering kali menyebabkan dia tidak menguasai dirinya dan secara
fisik tumbuh secara cepat namun konsisten.
Pada masa anak-anak
tengah hingga akhir anak-anak tumbuh semakin tinngi, besar, dan kuat, kehidupan
sosiena-tal mengalami banyak perubahan, mengalami transformasi dalam berelasi
dengan teman-teman dan orang tua dan juga memperkaya kehidupan akademik mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Haryadi, Sigit & Muslikah. 2013. Perkembangan Individu. Yogyakarta:
Deepublish
Santrock, John. 2012. Life-Span: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Erlangga
http://nurdindianhusada.blogspot.com/p/perkembangan-kepribadian-anak_16.html
^_^ Jika ingin mengunduh file ini klik disini
0 komentar:
Posting Komentar
Mulutmu Harimaumu,...
so, jaga perkataannya yaa... karena tutur kata itu mencerminkan kepribadaian ^_^