Di suatu hari yang cerah, sang ayah
mengantar putrinya berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan, sang putri
memberikan sepucuk surat kepada ayahnya. Baris demi baris tulisan sang putri
membuat si ayah tersenyum. Hujan pujian diberikan si bocah perempuan kepada
sang ayah. "Ayahku adalah ayah paling baik sedunia, ia yang paling cerdas,
paling pintar, ia adalah 'Superman'-ku " puji gadis itu di bagian awal
surat. Namun, di bagian tengah, nada putrinya berubah. Ia tiba-tiba menyebut
ayahnya seorang "pembohong besar". "Tapi.. ayah berbohong
padaku," tulis gadis kecil itu. "Ia berpura-pura punya pekerjaan, ia
bohong ketika ia bilang punya uang, ia berbohong ketika ia bilang tidak lelah,
ia bohong ketika ia bilang tidak lapar, ia berbohong ketika ia bilang bahwa
kami punya segalanya, ia bohong ketika ia mengaku bahagia," katanya. Ternyata,
putrinya tahu apa yang sebenarnya dikerjakan sang ayah. Ayahnya tak punya
pekerjaan tetap, seperti yang selama ini ia akui kepada putrinya. Sebaliknya,
sang ayah terpaksa melakukan pekerjaan serabutan untuk menafkahi kehidupan
mereka berdua. Pekerjaan apa saja ia lakoni demi mendapatkan uang untuk
membahagiakan putrinya. "Ia berbohong demi aku," tutup putrinya.
0 komentar:
Posting Komentar
Mulutmu Harimaumu,...
so, jaga perkataannya yaa... karena tutur kata itu mencerminkan kepribadaian ^_^